RAGAM ATAP DAN JENIS PENUTUP ATAP
Tidak bisa dipungkiri, atap mempunyai peranan penting sebagai satu kesatuan struktur pada bangunan. Lihat saja perkembangannya beberapa tahun terakhir. Terlihat dari bentuk dan warna yang mengikuti gaya atau tema pada bangunan.
Pemanfaatan teknologi juga tak bisa di kesampingkan. Selain untuk mendapatkan produk kualitas prima, pemanfaatan teknologi merambah pada produk yang ramah lingkungan. Sejak isu pemanasan global mencuat ke permukaan, pemakaian bahan bangunan ramah lingkungan jadi tren di seluruh dunia. Produsen atap tak mau ketinggalan dan berlomba-lomba menawarkan produk atap ramah lingkungan. Ada beberapa pilihan penutup atap yang berkualitas dan murah. Sebut saja seperti genteng. Jenis genteng pun beragam dilihat dari harga, kualitas dan desain. Yang membedakan hanya jenis bahannya saja. Ada yang terbuat dari metal, bitumen atau aluminium. Menurut Country Director PT Onduline Indonesia, Budi Dermawan, konsumen sudah aware dengan produk atap.
"Konsumen sudah memahami produk atap selain fungsi utamanya, yaitu mempercantik struktur pada
bangunan"katanya. Di pasaran, seperti halnya properti, bahan bangunan juga mempunyai segmentasi produk yang jelas. Istilah KW 1, KW 2 dan seterusnya. Begitu pula dengan penutup atap. Untuk pemakaian pada bangunan kelas menengah, penutup atap dari bahan seng, asbes dan tradisional sudah cukup. Sedangkan untuk segmen atasnya, seperti rumah dengan kisaran harga diatas Rp500 juta sudah menggunakan atap berbahan dasar. Untuk saat ini pilihan pasar masih didominasi genteng keramik dan genteng beton. Sedangkan trend setter masih dipegang genteng flat dan semi flat. Pilihan ini sejalan dengan perkembangan tema rumah moderen minimalis dan moderen simplicity. Namun, melalui tren rumah gaya minimalis yang minim ornamen, keberadaan genteng beton pun mulai ikut terangkat. Penggunaan genteng flat yang diproduksi oleh genteng beton, melengkapi tampilan bangunan bergaya minimalis. Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan oleh konsumen sebagai berikut :
Pemanfaatan teknologi juga tak bisa di kesampingkan. Selain untuk mendapatkan produk kualitas prima, pemanfaatan teknologi merambah pada produk yang ramah lingkungan. Sejak isu pemanasan global mencuat ke permukaan, pemakaian bahan bangunan ramah lingkungan jadi tren di seluruh dunia. Produsen atap tak mau ketinggalan dan berlomba-lomba menawarkan produk atap ramah lingkungan. Ada beberapa pilihan penutup atap yang berkualitas dan murah. Sebut saja seperti genteng. Jenis genteng pun beragam dilihat dari harga, kualitas dan desain. Yang membedakan hanya jenis bahannya saja. Ada yang terbuat dari metal, bitumen atau aluminium. Menurut Country Director PT Onduline Indonesia, Budi Dermawan, konsumen sudah aware dengan produk atap.
"Konsumen sudah memahami produk atap selain fungsi utamanya, yaitu mempercantik struktur pada
bangunan"katanya. Di pasaran, seperti halnya properti, bahan bangunan juga mempunyai segmentasi produk yang jelas. Istilah KW 1, KW 2 dan seterusnya. Begitu pula dengan penutup atap. Untuk pemakaian pada bangunan kelas menengah, penutup atap dari bahan seng, asbes dan tradisional sudah cukup. Sedangkan untuk segmen atasnya, seperti rumah dengan kisaran harga diatas Rp500 juta sudah menggunakan atap berbahan dasar. Untuk saat ini pilihan pasar masih didominasi genteng keramik dan genteng beton. Sedangkan trend setter masih dipegang genteng flat dan semi flat. Pilihan ini sejalan dengan perkembangan tema rumah moderen minimalis dan moderen simplicity. Namun, melalui tren rumah gaya minimalis yang minim ornamen, keberadaan genteng beton pun mulai ikut terangkat. Penggunaan genteng flat yang diproduksi oleh genteng beton, melengkapi tampilan bangunan bergaya minimalis. Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan oleh konsumen sebagai berikut :
1. Tinjauan terhadap iklim setempat
2. Bentuk keserasian atap
3. Fungsi dari bangunan tersebut
4. Bahan penutup atap mudah diperoleh
5. Dana yang tersedia
T R U S S
Langkanya kayu memaksa konsumen memilih bahan bangunan alternatif untuk rangka kuda-kuda pada rumah. Seperti dikatakan diatas, tren bahan bangunan baja ringan jadi pilihan karena fleksibel dan efisien. Bahan dasar baja ringan yang dikenal dengan Truss ini memakai bahan Zinccalume. Untuk masing-masing jenis penutup atap (genteng keramik/beton/metal, seng aluminium, onduline, fiberglass atau asbes), ukuran/dimensi, ketebalan serta konstruksi rangka kuda-kuda atap baja ringan yang digunakan berbeda dan disesuaikan dengan berat material penutup atap. Semakin berat material penutup atap, semakin besar/tebal pula rangka yang dipakai. Truss adalah rangka atap dengan bahan baja ringan Zinc-Aluminium (Zin Calume) dengan komposisi 50 % Aluminium, 43,5 % Zinc dan 1,5 % Silicon. Sedangkan anti karat yang terkandung di truss adalah unsur yang menyatukan dengan bahan dasar sebagai lapisan daya tahan 4 kali lipat dari lapisan pelindung seng biasa/Galvanis.
Pilihlah Sesuai Fungsi dan Desain
JENIS GENTENG
Genteng adalah elemen utama pelindung bangunan dari panas dan hujan. Jenis, bentuk, dan warnanya berkembang mengikuti tren desain arsitektur. Fungsinya pun tidak lagi sebatas penutup atap, tapi sekaligus elemen mempercantik. Setiap jenis penutup atap punya umur kerja masing-masing, yang bisa ditanyakan kepada distributor atau pabriknya. Umur masing-masing produk biasanya dinyatakan dalam masa garansinya. Misalnya bila disebut bergaransi 15 tahun, kita harus bersiap-siap dengan perbaikan atau bahkan penggantian atap rumah kita pada saat selesainya masa tersebut. Di bawah ini, ada beberapa jenis atap dan perkiraan secara umum masa kerjanya.
GENTENG BETON
Bentuk dan ukurannya hampir sama dengan genteng tradisional, hanya bahan dasarnya berupa campuran semen PC dan pasir kasar, kemudian diberi lapisan tipis yang berfungsi sebagai pewarna dan kedap air. Sedangkan untuk kekuatan, genteng beton punya daya tahan cukup lama, yakni 20 tahun. Namun karena bobotnya yang berat, genteng beton hanya dapat disandingkan dengan penampang kuat seperti rangka baja ringan. Per meter persegi bidang atap, biasanya dibutuhkan 10 keping genteng beton, sementara bobot perbuahnya sekitar 4 kg- 4,5 kg. Di pasaran, tersedia beragam warna dan bentuk genteng beton. Mulai dari warna natural, seperti terakota dan coklat, sampai ke warna-warna cerah semisal biru dan hijau. Dari bentuknya, terdapat dua jenis genting beton, yaitu flat (rata) dan bergelombang. Genteng flat, biasa digunakan untuk rumah bergaya modern minimalis.
GENTENG METAL
Tampilannya mirip dengan genteng lainnya. Hanya jenis bahan dasar yang membedakan. Genteng metal terbuat dari logam, dengan bobot ringan. Ada dua jenis bahan pelapis yang dipakai, baja ringan dan galvanis. Dipasaran beredar dua jenis genting metal, yang berlapis pasir dan tidak(color/polos). Lapisan pasir berfungsi untuk menahan panas, dan harganya pun lebih mahal di banding yang tidak berpasir. Untuk pemasangan genting metal memerlukan peralatan khusus tetapi waktu pengerjaan singkat dan tidak memerlukan semen. Kalau menggunakan rangka atap baja ringan, diperlukan paku galvanis dan sekrup baja. Masih banyak jenis penutup atap yang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan pertimbangan lain yang patut dipertimbangkan, adalah kelebihan khusus yang dimiliki, seperti penampilan/desain, kepraktisan, dan fleksibilitas bentuk.
ATAP SIRAP
Terbuat dari kepingan tipis kayu ulin. Umurnya tergantung keadaan lingkungan, kualitas kayu besi yang digunakan, dan besarnya sudut atap. Keunggulan penutup atap jenis ini bisa bertahan sangat lama. Selain itu, rumah terasa sejuk. Hal ini karena sifat kayu yang lambat menyerap panas sinar matahari. Untuk cara pemasangannya, bisa disusun secara berlapis-lapis. Wuwungan atap sirap harus dibuat tinggi, untuk memudahkan pergerakan udara dan menjamin kesejukan
tetap terjaga ke dalam rumah.
tetap terjaga ke dalam rumah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar